Adaro Andalan

Adaro Andalan Jual Puluhan Juta Ton Batu Bara 2025

Adaro Andalan Jual Puluhan Juta Ton Batu Bara 2025
Adaro Andalan Jual Puluhan Juta Ton Batu Bara 2025

JAKARTA - Dinamika pasar batu bara global sepanjang 2025 membawa tantangan tersendiri bagi para pelaku industri, termasuk PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI). 

Di tengah tekanan harga akibat pasokan yang melimpah dan fluktuasi permintaan, perseroan tetap mencatatkan kinerja penjualan yang solid hingga akhir September 2025. 

Capaian ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga volume penjualan sekaligus beradaptasi dengan kondisi pasar yang volatil.

AADI mengungkapkan telah menjual batu bara sebesar 52,69 juta ton hingga sembilan bulan pertama 2025. Angka tersebut mencerminkan konsistensi operasional perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional, meskipun harga komoditas mengalami tekanan. Penjualan ini menjadi salah satu indikator penting dalam melihat kinerja operasional AADI sepanjang tahun berjalan.

Pasar Batu Bara di Tengah Tekanan Harga

Chief Corporate Communications & Corporate Secretary Adaro Andalan Indonesia, Ray Aryaputra, menjelaskan bahwa pasar batu bara termal pada 2025 menghadapi tekanan harga yang cukup signifikan. 

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan yang melimpah, seiring meningkatnya produksi dari negara-negara pengimpor utama serta adanya penurunan permintaan musiman.

“Meski demikian, batu bara diperkirakan tetap memiliki peran dalam bauran energi global seiring meningkatnya kebutuhan energi dalam jangka panjang,” kata Ray dalam keterangan resminya, Senin (22/12/2025).

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa meskipun pasar sedang mengalami tekanan, prospek jangka panjang batu bara masih terbuka. Kebutuhan energi global yang terus meningkat menjadi faktor penopang permintaan, terutama di negara-negara berkembang yang masih mengandalkan batu bara sebagai sumber energi utama.

Capaian Penjualan Sejalan Panduan Perusahaan

Hingga akhir September 2025, AADI mencatat volume penjualan sebesar 52,69 juta ton dengan nisbah kupas mencapai 4,2 kali. 

Menurut Ray, capaian tersebut masih sejalan dengan panduan penjualan perusahaan untuk tahun 2025 yang berada di kisaran 65 hingga 67 juta ton batu bara, serta panduan nisbah kupas sebesar 4,3 kali.

Capaian ini mencerminkan efektivitas strategi operasional perusahaan dalam mengelola kegiatan penambangan dan distribusi. Meski kondisi pasar tidak sepenuhnya mendukung dari sisi harga, AADI tetap mampu menjaga target volume yang telah ditetapkan sejak awal tahun.

Dari sisi pasar, Indonesia menjadi tujuan penjualan terbesar AADI selama periode tersebut. Selain pasar domestik, perusahaan juga melayani permintaan dari Malaysia, India, dan China. 

Mayoritas pelanggan AADI berasal dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta end-user lainnya yang membutuhkan pasokan batu bara secara berkelanjutan.

Kinerja Keuangan Mengalami Tekanan

Dari sisi kinerja keuangan, AADI membukukan pendapatan sebesar US$3,60 miliar pada sembilan bulan 2025. Angka ini tercatat turun 11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh penurunan harga batu bara di pasar global.

Tekanan harga tersebut juga berdampak pada laba bersih perusahaan. Hingga sembilan bulan 2025, laba bersih AADI tercatat turun 44% secara tahunan menjadi US$655 juta. Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri batu bara secara umum, di mana fluktuasi harga memberikan tekanan signifikan terhadap margin keuntungan.

Meski demikian, manajemen menegaskan bahwa perusahaan tetap berupaya menjaga kinerja keuangan melalui disiplin biaya dan peningkatan produktivitas di seluruh lini operasional.

Strategi Investasi dan Pengendalian Biaya

Sepanjang Januari hingga September 2025, AADI merealisasikan belanja modal sebesar US$243 juta. Dana tersebut terutama digunakan untuk investasi pada pembangkit listrik guna menunjang kegiatan industri di Kalimantan Utara, pembelian tongkang, serta penguatan sarana pendukung di rantai pasokan perusahaan.

Realisasi belanja modal ini sejalan dengan panduan perusahaan di awal tahun yang berada di kisaran US$250 juta hingga US$300 juta. Investasi tersebut diharapkan dapat memperkuat efisiensi operasional serta mendukung keberlanjutan kegiatan usaha AADI dalam jangka panjang.

“Perusahaan terus berupaya menerapkan tata kelola yang baik, disiplin keuangan, upaya-upaya peningkatan produktivitas dan pengendalian biaya di tengah volatilitas pasar,” ujar Ray.

Pernyataan tersebut menegaskan komitmen AADI untuk menjaga fundamental bisnis tetap kuat, meskipun industri menghadapi tantangan yang tidak ringan. Dengan strategi pengelolaan biaya yang ketat dan investasi yang terarah, perusahaan berharap dapat mempertahankan daya saing serta menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan.

Secara keseluruhan, penjualan batu bara AADI hingga September 2025 mencerminkan ketahanan operasional perusahaan di tengah tekanan pasar. Meski kinerja keuangan mengalami penurunan akibat harga komoditas, langkah-langkah strategis yang dijalankan diharapkan mampu menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index